Syekh Sudais lahir pada tahun 1382 di Riyadh. Dia menjadi Hafidzul Qur’an pada usia 12 tahun, di masjid kota Riyadh yang dikepalai oleh Syaikh Abdul Rahman al-Faryan. Beliau juga diambil oleh Syaikh Muhammed Ali Hussan and Syaikh Muhammed Abdul Majid Zakir untuk menerima berbagai biasiswa.
Syaikh Abdul Rahman tumbuh di Riyadh beliau mencapai pendidikan dasar ‘Mathna bin Hartha’ semacam akademi ilmu pengetahuan. Di sana beliau belajar di bawah berbagai macam biasiswa termasuk dari Syaikh Abdullah Munaif and Syaikh Abdullah bin Abdul Rahman al Tuwayjiri. Dr. Abdul Rahman lulus dari akademi ini dengan predikat “Excellent” tahun 1399H dan melanjutkan ke Fakulti Syari’ah. Setelah itu beliau menjadi Imam dan Khotib di Masjid Syaikh al-Allam Abdul Razzaq Afifi. Beliau juga mulai mengajar di Akademi Imam al-Dawa Al-Almy.
Pada tahun 1404 beliau diangkat menjadi sebagai Imam dan Khotib Masjid al-Haram, Makkah. Di sana pertama kalinya beliau menjadi imam pada sholat Asar tanggal 22 Sya’ban 1404H (22 ogos 1404H). Khutbah pertama pada hari kelima belas bulan Ramadhan 1404H (15 September 1404H). Dalam tahun yang sama, Dr. Abdul Rahman mendapat gelar Master Degree, dengan predikat “Excellent” dari Universitas Syari’ah Imam Muhammad bin Saud. Beliau dilimpahi peluang untuk menjadi guru penolong di Universitas terkemuka Ummul Qura’, Makkah, di mana beliau mendapatkan gelar Doktornya, dan lagi-lagi lulus dengan predikat “Excellent” pada tahun 1416H. Beliau ditunjuk menjadi Fakulti Syari’ah di Universitas Ummul Qura’. Dan beliau juga ditetapkan sebagai Imam Masjidil Haram pada tahun 1404 H saat umur beliau 22 tahun.
Sheikh Abdurrahman Al-Sudais, salah seorang imam Masjidil Haram Makkah, memiliki suara bacaan Al-Qur`an yang khas, sehingga hampir semua kaum Muslimin yang pernah menunaikan haji atau umrah akrab dengan suaranya.
Oleh karena itulah suara merdu bacaan Al-Qur`an secara tartil (bacaan tanpa lagu) itu menyebar ke seantero dunia lewat kaset dan cakram digital (Compact Disc/CD). Dan, suaranya pun sering terdengar di masjid-masjid. Selain suara khas yang kadang-kadang membuat mata tidak terasa meneteskan air tangis haru, sang Imam yang bergelar doctor, itu terkenal ramah dan lemah lembut, serta cepat akrab dengan siapa saja. Sikap cepat akrab dan lemah lembut dengan selalu menebar senyum itulah yang membuat banyak orang suka menemaninya, apalagi untuk berkongsi seputar masalah-masalah agama.
Dan, satu lagi kelebihan Imam Masjidil Haram itu adalah senang "menguasai" banyak bahasa, walaupun hanya sepatah kata, terutama bahasa gaul. Senyum lembut, yang dalam ajaran Islam bernilai sedekah itu ditambah dengan sepatah bahasa setempat itulah membuat beberapa orang yang tadinya tidak mengenal Islam sama sekali, menjadi tertarik.
Salah satu contohnya terjadi saat sang imam menginap selama dua malam di salah satu hotel di "diplomatic area" di kota Beijing belum lama ini. Sheikh Sudais dapat meng-Islamkan lima orang China dari karyawan hotel tersebut yang tertarik dengan sikap sang imam.
Begitulah sejarah seorang imam terkemuka dunia yang mempunyai pelbagai kelebihan dari segala sudut. Semoga kekuatan Al Iman sheikh as Sudais ini akan menyerap ke tubuh kita yang bergelar sebagai mu`min dan marilah kita menanam keinginan untuk bertemu dengannya..insyaAllah…
source : link
1 comment:
ana nk "milo" bole?
nk share kat blog ana..
leh x?
Post a Comment